Kamu #3 - My Dark
Sebelumnya Chapter #2 - Her Name
Setelah acara selesai aku
kembali ke kelas bersama Alan. Di depan kelas aku melihat ayahku duduk seperti
menungguku. Aku menyambutnya.
“Bagaimana Kabarmu, Ka?”
Benar. Aku dan Ayahku jarang
bertemu. Kami tak tinggal serumah lagi. Aku tinggal dengan adik dan ibuku. Kakakku sedang di
Bandung untuk melanjutkan pendidikannya.
“Baik, Yah.”
“Maaf ayah gak bisa
menjagamu. Azka sabar ya menghadapi ini semua. Ayah selalu ada untuk azka”
Air mata menetes melintasi
pipiku, aku menangis di depan kelas. Tak peduli orang lain melihatku.
Aku kembali melihat
pertengkaran orangtuaku. Saat bangun tidur, aku mendengar ibuku mengusir
ayahku, jujur saja aku menangis sendiri di kamar. Dan ketika aku sudah berusaha
menghapus, aku keluar kamar dan melihat ayahku membawa tas besar, pertanda ayah
akan kembali ke rumah yang dulu, rumah yang akan dijual. Aku tak mengerti
apa-apa. Aku hanya seorang siswa yang baru saja masuk SMP. Saat itu aku ingin
ikut ayah. Namun, dilarang oleh Ibu. Hanya dari parkiran rumah aku melihat ayah
pergi meninggalkanku dan adikku. Sebelum pergi, ayah melihatku cukup lama. Tak
ku lihat setetes air mata pun turun dari matanya. Aku hanya menahan air mata
dan kembali ke atas setelah ayah pergi.
“Ayah yakin kamu kuat. Oh,
Iya bagaimana sekolahnya?”
“Seru, Yah”
walau dalam hati mengatakan
kesepian, tak ada teman.
“Ini ada uang jajan untukmu,
Ayah harus kembali ke kantor. Jaga diri baik-baik ya”
“iya”
Perlahan ia meninggalkanku.
Aku kembali ke kelas dan masih meneteskan air mata.
“Kenapa, Ka?”
“Gak apa-apa”
“Cerita dong, kita kan
temen”
Aku terdiam. Hanya menunduk
ke bawah. Aku tak ingin orang lain tahu ceritaku. Aku tak ingin bercerita pada
siapapun mengenai orangtuaku.
Kini aku tinggal dengan
ayahku karena nenek menyuruh ibu untuk pergi dengannya. Ibu mengajakku, namun
aku menolak dan ingin tetap sekolah disini. Saat itu baru pulang sekolah,
bahkan belum makan, aku menyiapkan baju dan buku untuk tinggal dengan ayah. Memang
berat berpisah dengan ibu, karena aku cukup dekat dengannya. Dan saat itu ibu
bertemu ayah. Tak ada senyum di wajah ibu. Ayah pun begitu. Aku hanya terdiam
menyiapkan barang-barang. Dan saat itu, aku tinggal dengan ayah.
Sepanjang masa kelas 1
memang tidak ada yang menyenangkan, aku berada diperingkat 3 dan 2. Tidak masuk
juara umum. Ana masuk juara umum, wajar dia memang siswi terbaik yang sering
dibicarakan dikelas maupun disekolah.
Menjelang kelas 2, aku masih
menyukai Tiara, yang sampai saat ini aku belum pernah menyapanya. Aku hanya memandangnya
dari jauh. kami pernah berepapasan ketika menuju kelas masing-masing. Aku hanya
tersenyum, dan dia membalas senyumanku. Memang indah. Dan tetap, aku tak ingin
mengungkapkan perasaanku.
Kelas 1 adalah dimana aku
masih menjadi anak kecil, yang banyak tidak suka melakukan apapun. Dan masih
belum memiliki banyak teman. Hanya Alan yang benar-benar temanku. Aku tidak
terlalu dekat dengan teman sekelas. Hanya sekadar menyapa, berdiskusi, dan
bercerita. Ada kemajuan dimana aku cukup akrab dengan semua teman sekelasku.
Chapter #4
Next Week
Hai.. ini cerita pertama yang aku tulis, jadi masih kaku dan kurang jelas 😆 Mohon maaf atas penggunaan kata atau kalimat yang kurang mengenakan. Sangat terbuka dengan kritik dan saran.
Terimakasih telah membaca artikel ini. Jangan lupa kunjungi youtube Diary Jomblo ya guys. La gon na krab.
Komentar
Posting Komentar